Malam ini aku merindu,
Merindunya yang selalu ada dihatiku,
Dia yang selalu membangunkanku kala subuh,
Menyiapkan segala sesuatu, semenjak tiga tahun belakangan.
Malam ini aku merindu,
Rindu menyentuh tangannya yang kasar dan berkeriput.
Rindu memeluk betisnya,
Memijit pundaknya,
dan bersua dengannya.
Dia yang beribadah dengan taat,
Dzikir, tadarus tak pernah lewat,
Tapi toleran dengan kepercayaanku.
Dan akhir-akhir ini ada yang telah mengusik hatiku,
Membangun tebing di antara kami dengan hal yang disebut kepercayaan.
Menyebut kembali latar belakang kami.
Hatiku ngilu. Sungguh.
Biarlah, Sungguh, biarlah aku yang cukup tahu maksudnya.
Yang penting aku merindu
Aku merindu sosok penyayang itu
Sosok yang tak pernah bosan kuceritakan segala sesuatu
Sosok yang selalu kubanggakan karena ketegarannya.
Bahkan hingga akhir hayatnya.
Aku merindunya, sungguh.
Tak peduli apa pun perbedaan di antara kami.
Satu napas dan tarikan dalam naungan, Allah, Rasulullah, Al-Quran dan Islam.
Aku merindunya dia yang penuh cinta...
Aku merindunya.
Dia, yang telah berbaring 16 September 2013
(semoga engkau tenang di alam sana)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar