Minggu, 15 Februari 2015

Why I Choose BK? (2)



Mengapa kamu memilih jurusan BK?

Naha bet ka BK?



SUNGGUH… Sudah kubilang, aku tidak pernah bermimpi akan menjadi mahasiswa jurusan bimbingan konseling. Pada saat mendaftar SNMPTN pun dalam bayanganku hanyalah jurusan Komunikasi. Ya! Setidaknya kusimpan jurusan akuntansi sebagai salah satunya. Agar aku tak disangka tak tahu diri meninggalkan ilmu yang sudah kupelajari tiga tahun terakhir.

Dan semua impian itu kandas, ya! Berkat ego yang tak berkesudahan. Aku tidak lolos SNMPTN.
Saat itu aku mulai menyadari ksalahanku. Aku teringat kata guruku, bahwa apapun yang akan terjadi, hendaknya komunikasikan dengan baik kepada oran tua. dan aku mulai melakukan itu. Pikirku, biarlah keridhoan orang tua menjadi jalanku menuju keberkahan. Ya, aku siap menyongsong SBMPTN.

Setelah berbicara empat mata, akhirnya ibuku menyodorkan dua jurusan kepadaku. Pendidikan Akuntansi dan Pendidikan Bahasa Sunda. Dua-duanya di UPI, dengan alasan ibuku alumni UPI, dan aku pasrah jika harus menjadi guru. Belakangan aku sadar, menjadi pegawai swasta sangatlah menguras pikiran dan tenaga. Aku telah membuktikannya selama tiga bulan magang dalam program Prakerin di sebuah perusahaan besar di kawasan industri Indotaisei Karawang. Setelah tiga bulan magang, aku berikrar tak ingin kembali lagi.

Tinggal satu pilihan yang tersisa, dan itulah yang membuatku agak bingung. Berkali-kali bertanya ke sana kemari. Dan anjuran memilih BK pun datang dari sana-sini. Tapi kepesimisanku membuatku nyengir sendiri, ya! Aku tak mungkin masuk BK di UPI. Sangat ketat, bagaimana mungkin aku bisa lolos ke jurusan BK no. 1 di Indonesia. Aku nyengir sangsi.

Pikiranku mulai meraba lagi jurusan Komunikasi UPI. Tapi kembali kupikirkan masak-masak. Dalam ikhtiar itu, tak lupa kubersujud dalam istkharah kepada sang pemilik bumi dan langit. Tuhan yang maha pengatur segalanya, tuhan yang maha kaya, yaitu Allah SWT. Taka da kabar darinya yang menunjukkan aku diizinkan mengambil jurusan komunikasi.

Hingga beberapa hari sebelum pendaftaran SBMPTN ditutup, Allah SWT memberiku petunjuk sebagai jawaban istikharahku yang tiada henti. Malam itu aku bermimpi. Banjir besar menenggelamkan daerahku. Tiba-tiba, kulihat seorang di hulu membawa rakit dan mengatakan, “Ayo, ikutlah… Kamu akan selamat,” seketika aku tergagap. Orang yang menolongku itu adalah guru BK SMP-ku.


Esoknya, aku terus memikirkan apa yang diimpikan malam hari itu. Ketidakpercayaan sempat mengaliri pikiranku. Angan-angan ingin menjadi seorang jurnalis, bayangan ilmu komunikasi yang tiba-tiba menggelayuti pikiranku. Namun aku pasrah, bukankah itulah yang aku panjatkan dalam doa istikharahku. 

Meminta diberikan petunjuk, lalu pasrah akan keputusannya. Baiklah, kupilih jurusan BK di pilihan pertama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar